Forza Roma ......
Apa mau dikata, AS Roma memang tim yang asyik dan penampil yang luar biasa. AS Roma memang WAKWAAUUU !!
Setelah tiga musim absen, AS Roma muncul kembali dengan gebrakan nyata di Liga Champions. CSKA Moskwa dibantai dengan lima gol berbalas satu dinihari tadi.
Apakah hasil ini spesial? Tentunya. AS Roma setidaknya bisa membanggakan Italia karena Serie A hanya diwakili dua tim di fase grup musim ini. Apa yang dicatat AS Roma, juga Juventus, pastinya menjadi prestasi tersendiri.
Setelah tiga musim absen, AS Roma muncul kembali dengan gebrakan nyata di Liga Champions. CSKA Moskwa dibantai dengan lima gol berbalas satu dinihari tadi.
Apakah hasil ini spesial? Tentunya. AS Roma setidaknya bisa membanggakan Italia karena Serie A hanya diwakili dua tim di fase grup musim ini. Apa yang dicatat AS Roma, juga Juventus, pastinya menjadi prestasi tersendiri.
Masih prematur memang menilai performa AS Roma sebagai penampilan yang
luar biasa. Tapi, juga tak bisa dimungkiri apa yang ditunjukkan skuat
asuhan Rudi Garcia dinihari adalah sesuatu yang spesial.
Permainan passing pendek dan vertikal menjadi gaya yang diadopsi AS Roma. Dalam hal ini Radja Nainggolan dan Seydou Keita mengambil peran penting di sini. Mereka menjadi pengatur tempo dan menyerang dengan kedalaman dan kecepatan.
Juan Iturbe dan Gervinho menjadi motor di sisi sayap. Dari keduanyalah bola terus mengalir ke jantung pertahanan CSKA Moskwa. Tapi bukan hanya piawai mengumpan, gebrakan dari sayap juga karena mobilisasi Iturbe dan Gervinho. Buktinya, gol pertama sudah tercipta ketika laga baru berjalan lima menit.
Tapi tidak adakah peran pemain senior di sini? Ada. Francesco Totti yang mengambil tanggung jawab itu. Gervinho memang menunjukkan performa luar biasa dan Nainggolan memiliki drama-nya sendiri, tapi apa yang membuat wakil Rusia tersebut mengalami tragedi di Olimpico adalah karena sepak terjang Il Capitano.
Sejak awal, Totti meninggalkan perannya sebagai pemain menyerang. Kapten AS Roma itu lebih fokus membantu lini tengah, menghubungkan lini belakang dengan depan, menyambung bola buat Miralem Pjanic dan Nainggolan, atau bahkan langsung mengirim ke sektor depan. Bisa dikatakan Totti menjelma sebagai 'Andrea Pirlo' di laga ini, hal yang membuat pelatih CSKA Leonid Slutsky tak bisa menjawab pertanyaan mengapa timnya tak bisa bersaing dengan AS Roma dinihari tadi.
Totti mengubah gaya bermainnya. Jika sebelumnya fokus untuk bermain lebih menyerang dan mencetak gol, pemain 36 tahun itu kini bermain lebih ke dalam, lebih menjadi otak permainan.
Tapi otak permainan sesungguhnya ada dalam diri Rudi Garcia. Pelatih asal Prancis tersebut menjadi penentu bagaimana tim ini harus bermain, siapa yang berada di jantung pertahanan, gelandang hingga barisan pemain depan. Dialah faktor utama yang menentukan apakah timnya bisa meraih kemenangan atau tidak. Taktik, strategi dan skema bermain ada di tangannya.
Dan sejauh ini, semua berjalan baik. Performa AS Roma di Serie A dan Liga Champions berakhir sesuai ekspektasi. Sepertinya tak berlebihan menilai AS Roma sebagai tim yang wow, setidaknya sejauh ini.
Permainan passing pendek dan vertikal menjadi gaya yang diadopsi AS Roma. Dalam hal ini Radja Nainggolan dan Seydou Keita mengambil peran penting di sini. Mereka menjadi pengatur tempo dan menyerang dengan kedalaman dan kecepatan.
Juan Iturbe dan Gervinho menjadi motor di sisi sayap. Dari keduanyalah bola terus mengalir ke jantung pertahanan CSKA Moskwa. Tapi bukan hanya piawai mengumpan, gebrakan dari sayap juga karena mobilisasi Iturbe dan Gervinho. Buktinya, gol pertama sudah tercipta ketika laga baru berjalan lima menit.
Tapi tidak adakah peran pemain senior di sini? Ada. Francesco Totti yang mengambil tanggung jawab itu. Gervinho memang menunjukkan performa luar biasa dan Nainggolan memiliki drama-nya sendiri, tapi apa yang membuat wakil Rusia tersebut mengalami tragedi di Olimpico adalah karena sepak terjang Il Capitano.
Sejak awal, Totti meninggalkan perannya sebagai pemain menyerang. Kapten AS Roma itu lebih fokus membantu lini tengah, menghubungkan lini belakang dengan depan, menyambung bola buat Miralem Pjanic dan Nainggolan, atau bahkan langsung mengirim ke sektor depan. Bisa dikatakan Totti menjelma sebagai 'Andrea Pirlo' di laga ini, hal yang membuat pelatih CSKA Leonid Slutsky tak bisa menjawab pertanyaan mengapa timnya tak bisa bersaing dengan AS Roma dinihari tadi.
Totti mengubah gaya bermainnya. Jika sebelumnya fokus untuk bermain lebih menyerang dan mencetak gol, pemain 36 tahun itu kini bermain lebih ke dalam, lebih menjadi otak permainan.
Tapi otak permainan sesungguhnya ada dalam diri Rudi Garcia. Pelatih asal Prancis tersebut menjadi penentu bagaimana tim ini harus bermain, siapa yang berada di jantung pertahanan, gelandang hingga barisan pemain depan. Dialah faktor utama yang menentukan apakah timnya bisa meraih kemenangan atau tidak. Taktik, strategi dan skema bermain ada di tangannya.
Dan sejauh ini, semua berjalan baik. Performa AS Roma di Serie A dan Liga Champions berakhir sesuai ekspektasi. Sepertinya tak berlebihan menilai AS Roma sebagai tim yang wow, setidaknya sejauh ini.
JUAL BERBAGAI PRODUK : "Obat Pembesar mr.P, "Alat Terapy Pemanjang mr.P, "Obat Vitalitas Sex Kuat dan Tahan Lama, "Obat Herbal Cosmetik Kecantikan, "Aneka Obat Peningkat Libido Sexsual Wanita, "Alat Bantu SexToys P/W
BalasHapusCALL - 082210508200
website - www.achonghua.com
BEST SELLER PRODUK TOKO ACHONG - HUA
INFO LENGKAP KLIK DI BAWAH
- alat bantu sex pria
- alat bantu sex wanita
- cream pembesar payu dara
- kapsul pembesar payu dara
- kapsul peninggi badan
- kecantikan
- kesehatan
- kondom silikon
- minyak pembesar penis
- obat kuat pria
- obat pelangsing
- obat pembesar penis
- obat penggemuk badan
- obat penumbuh rambut
- obat penyubur sperma
- obat perangsang
- penghilang tatto permanen
- vakum pembesar penis
- vakum pembesar payu dara
- SELAMAT BERBELANJA -
WWW.ACHONGHUA.COM